Sabtu, 29 Oktober 2011

REAL STEEL movie

guys, film ini bagus untuk ditonton, recommended ... !

bagi yang nda suka action, its ok, karena lakonnya adalah robot.
film ini penuh makna (menurutku). baru nampak seru di sepertiga awal film.
bagaimana ego dan ratio serta emosi berperan cukup besar akan setiap tindakan yang dilakukan.

alurnya berjalan mengharukan dan menegangkan ketika sebuah robot ditemukan di tempat sampah barang-barang metal.
dan bagaimana keteguhan hati seorang anak, membawa 'sampah' ini pada tempat yang mungkin dia sendiri tak pernah bayangkan ... 'people champion'

mirip mungkin dengan buku 'SAMPAH JADI PERSEMBAHAN'.

robot yang dianggap sampah dan sudah tidak lagi berguna, dibuang dan tidak dipedulikan dan bahkan tertimbun lumpur. hingga akhirnya ditemukan oleh seorang anak dengan sebuah peristiwa yang hampir membuatnya mati. dari sanalah semuanya bermula.
begitu sayangnya pada 'sampah' ini, dia lakukan semuanya untuk membuatnya 'baik dan bersih' siap bertanding, dan bahkan tidak melepaskan ketika ada yang ingin membelinya.
yang mengharukan, ketika banyak orang, bahkan ayahnya sendiri meragukan kemampuan robot ini, dia tetap bersikukuh bahwa robotnya mampu, bisa ... !

melihat kondisi q sendiri.
pastinya sebelum Allah menemukan q, demikianlah kondisi q ... tertimbun lumpur dan pastinya tidak berharga, q adalah 'sampah'.
dan ketika Dia temukan q, bukan hanya diangkat dari lumpur dan dibersihkan, namun diangkat jadi anakNya pula.
now, perjuangan q tuk jalani semua sebagai ucapan syukur ...

PTL



silakan saja ... !

q memang tidak pernah meminta bahwa semua akan kembali seperti semula dan baik-baik saja.
namun setidaknya, q berusaha untuk tetap normal sebagaimana yang seharusnya.
agaknya kalian tidak dapat demikian.
bukankah akhir dari hubungan ini semua, justru aq yang menjadi korban ?
bukankah idealnya aq yang sulit untuk dapat kembali seperti semula dan baik-baik saja ?
kenapa justru yang terjadi sebaliknya ?
mengapa justru kalian yang telah membuat kepahitan ini yang tidak bisa baik-baik saja ?
apa itu bentuk lain dari rasa bersalah yang kalian rasakan ?

ketika pikiran itu terlintas di otak mu, maka saat itu juga kamu tidak menempatkan diri seperti semula seperti yang kamu pinta pada q dulu .... !
dan dengan pikiran seperti itu, kamu pun menempatkan aq ditempat yang masih sama sebelum semua berubah seperti yang kamu katakan.
apakah itu adil ?

sakitnya diperlakukan demikian.
q coba dan q tahu q telah lakukan demikian, dengan tidak lagi melihatmu seperti yang dulu, dan mencoba untuk mengendalikan diri dan juga rasa serta pikiran untuk menempatkanmu pada posisi yang seharusnya.
mengapa justru kamu yang tidak lakukan demikian ?

begini rasanya ternyata bila disalahmengertikan orang.
dan sejak waktu itu, q bilang pada diri sendiri tuk tak lagi tanyakan apa pun padamu.
bila memungkinkan, q cari tahu sendiri ada apa dan mengapa.
bila akhirnya memang harus bertanya padamu, hanya 1x jawaban saja yang kuperlukan.
entah itu benar atau tidak, baiklah itu saja yang kuterima sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.

ketika itu terjadi, ingin kutampar kembali mukanya ... !
syukur itu tidak q lakukan ... !
thanks G untuk pengendalian diri yang Kau berikan, menahan amarah, menenangkan diri untuk dapat tetap berdiri mendengarkan alasannya dengan tegar.

1 lagi pelajaran ...
pengendalian diri itu datangnya dari dalam.
kuncinya pada kemauan ... MAU atau TIDAK ... ???

Senin, 10 Oktober 2011

berasap sudah ni kepala ...

marah ,
jengkel ,
sedih .

kenapa seperti ini ... ???

Minggu, 09 Oktober 2011

'ini aku, utuslah ... dia' ???

seringkali kalimat di atas menjadi bagian dalam lelucon yang sebenarnya mau mangatakan ... 'jangan aku ... !'
mengapa sulit untuk mengatakannya dengan terbuka dan lantang ?
apa yang menghalangi untuk mengatakan demikian ?

rasa takut yang datang ketika meresponi panggilan untuk diutus adalah gagal.
namun, apakah memang dikategorikan gagal bila telah taat ?
bagaimana dengan mengabaikan panggilan ?
bukankah hal itu lebih fatal ?

hal baru kutemukan pagi ini at my devotion time ... alone.
DIA mengutus Yesaya ke tempat dimana hasil perjalanannya adalah gagal.
yesaya berbicara, tapi tidak di dengar dan tidak di respon.
bukankah itu suatu bentuk kegagalan ?
notabene, dia pergi itu diutus Allah.
gimana coba ... ?

yang menarik, Yesaya tetap melangkah menuju tempat dimana dia akan 'gagal' seperti yang Allah minta.
bagian ini membuka sebuah tabir bagiku secara pribadi.
gagal atau tidak itu standarnya bukan terletak pada ada tidaknya perubahan, tetapi pada TAAT atau TIDAK akan panggilan dan tugas pengutusan dari ALLAH.

coba baca dalam YESAYA 6 :1-13

JBUs